Jumat, 18 Desember 2009

Ekspresi Emosi

Dalam setiap kebudayaan memilih suatu cahaya ekspresi emosi

untuk ditampilkan kepada anggotanya dalam menyediakan

suatu alat komunikasi. Saat kita belajar bagaimana

mengekspresikan emosi kita, setiap kita berusaha

memilih suatu alat ekspresi yang efektif dan bersesuaian.

Ekspresi adalah efektif jika apa yang anda rasakan memang

keluar. Jika kita merasa marah maka ekspresikan itu dengan

kata-kata yang nyaring dan kita akan merasa puas.

Apa yang kita maksudkan itulah yang kita keluarkan

(katakan), dan kemudian kita akan merasa baik tentang

apa yang kita katakan. Dengan kata lain ekspresi

adalah berssuaian, jika alat atau cara berekspresi itu

diterima oleh kita. Jika kita merasa marah dan memilih

untuk berekspresi dengan berkelahi atau memukul

seseorang dan akibatnya kita masuk rumah sakit

selama enam bulan, maka kita mungkin berpendapat

bahwa cara atau alat yang kita ekspresikan tidaklah

bersesuaian.Jika seseorang tidak senang dengan suatu

emosi, orang itu sering memilih untuk berpikir dari

pada merasa. Emosi bukanlah pikiran, tapi persaan.

Karnanya, dalam suatu interaksi emosionil kita dianjurkan

untuk tidak berkata “mengapa??” terhadap orang yang

sedang emosi karna jika kita menanyakan mengapa??

Kepada orang yang sedang emosi itu sama saja kita

memperbesar jumlah emosi-emosi yang terdapat dalam

diri seseorang. Dalam suatu teori kepribadian terdapat

empat teori yang salah satunya adalah teori aliran

eksistensialis yang berisi agar seseorang menghindari

pertanyaan mengapa?? terhadap orang yang sedang

emosi yaitu suatu kalimat “Jangan ingin tahu”, apa

yang mereka katakan ialah ekspresi emosi itu suatu

usaha untuk komunikasi yang bermakna, dan jika

yang lain datang menjumpai kita dengan suatu emosi,

kita harus berlaku timbal balik dengan suatu emosi,.

Bereaksi dan jawablah dengan bagaimana kita

merasakannya, bukan bagaimana kita memikirkannya.

Bagaimana kita merasa seseorang yang dicintai dalam

kesakitan emosi? Apakah kita merasa sedih,

cinta , takut, marah, atau mati rasa?

Janganlah cemaskan mengenai bagaimana kita

“dianggap” atau diduga merasakannya, tapi rasakanlah

saja. Jika seorang ibu yang penuh cinta mungkin

memilih untuk merasa takut pada permulaanya

karna mendengar anaknya menjerit dan kemudian

mulai menangis. Namun dalam keadaan lain,

dia mungkin memilih untuk merasa marah dan

tersinggung karna sudah berulang kali diganggu

oleh jeritan anak itu (karna main-main umpamanya).

Komunikasi mulai merosot, segera setelah amarah dan

rasa tersinggung ini secara palsu dinyatakan sebagai rasa

kasihan, dan memprihatinkan mengenai apa yang kita

pikir akan menjadi kebaikan kita sendiri. Hindarilah untuk

menggantikan berpikir dengan merasakan dan menggantikan

merasakan dengan berpikir. Berpikir adalah suatu proses

kognitif, suatu proses penilaian intelektual, sedangkan

perasaan adalah suatu emosi, suatu pengalaman sensoris.Jadi

tanamkanlah dalam jiwa kita bahwa tidak ada emosi yang

baik dan emosi yang buruk. Emosi adalah emosi.

Bagaimana kita mengekspresikan emosi-emosi kita,

dapat dinilai atau dianggap orang lain sebagai yang

dapat diterima atau tidak dapat diterima, tapi emosi itu

sendiri tidak dapat diukur secara kualitas. Seperti,

cinta itu sendiri tidaklah “baik”. Seseorang dapat

mencintai atau gemar berkelahi, atau lebih buruk lagi mencintai perang.

Kemudian terdapat bermacam-macam pernyataan

emosi, alaternatif cara-caranya tidak terbatas , dari

“Aku mencintaimu. Aku mengirim bunga ini kepadamu

sehingga kau tahu betapa besarnya cintaku”,sampai kepada,

“Kubunuh dia supaya kau tahu betapa dalam cintaku padamu”.

Setiap orang menafsirkan cinta, dan mengekspresikan

dengan cara masing-masing. Sebagai kita lihat,

kata-kata “Aku mencintaimu” tidaklah harus

mengomunikasikan hal yang sama terhadap

masing-masing individu, jadi cinta yang kita rasakan

adalah suatu bentuk cinta emosi.Ingatlah, bahwa

makin banyak alternative yang kita peroleh, makin

kayalah hidup kita dan makin sedikit alternative

itu yang tersedia makin keringlah kehidupan kita.

Dalam kehidupan manusia terdapat bentuk-bentuk

cinta diantaranya adalah cinta ibu, cinta ayah, cinta eros,

cinta philos, cinta egape, cinta narsistik.

Dimana cinta ibu mempunyai sifat tanpa syarat

maksudnya adalah suatu bentuk cinta yang

digunakan untuk mengkomunikasikan bahwa kenyataanya

kita berada, sudah cukup bagi kita untuk dicintai, kemudian

cinta ayah adalah cinta yang bersyarat maksudnya

adalah kita tidak dapat membuat seseorang untuk

menunjukan cinta ayah kepada kita, kecuali

dengan memenuhi syarat-syarat tertentu.

Bentuk cinta ini digunakan untuk mengajarkan

tanggung jawab akan perilaku kita dan konsekuensi

dari perilaku itu, kemudian cinta eros adalah cinta yang

dapat dirasakan melalui persepsi dari keunggulan fisik,

keunggulan spiritual, atau keunggulan estetika.

Kemudian cinta philos adalah cinta persausaraan,

kemudian cinta egape adalah suatu cinta spiritual,

cinta terhadap suatu ide, cinta terhadap suatu filsafat

atau suatu agama, kemudian yang terakhir adalah

cinta narsistik adalah suatu bentuk cinta yang paling

penting yaitu cinta terhadap diri sendiri.

Tips membeli Keyboard


Tata letak tombol pada keyboard biasa pada umumnya sama, namun ada perbedaan ukuran keyboard yang bisa dipilih. Kita dapat mencoba mengetik untuk melihat apakah keyboard sesuai untuk kita atau apakah tingkat kekerasan dan tekstur keyboard telah memenuhi kebutuhan kita. Berbagai keyboard ergonomik telah tersedia dan biasanya dilengkapi dengan tempat sandar pergelangan tangan pada bagian dasar keyboard untuk menjaga fungsi khusus (hotkey) multimedia dirancang dikebanyakan keyboard. Menekan hotkey akan menjalankan browser web dengan cepat, menerima atau mengirim Email, menjalankan program yang sering digunakan, atau memutar musik.Menggunakan hotkey dapat lebih cepat dari pada mouse.

met Deteng ah di CiTy IT Blog aye...

Tempatnye orang-orang yang punya imajinasi guede!!!!pan harus begaye asal otaknye juge begaye